Pelaksanaan Standart Audit Yang Ditentukan

Audit menjadi proses wajib untuk mengetahui kondisi kesehatan perusahaan. Bukan hanya kesehatan keuangan yang berlaku di dalam perusahaan, akan tetapi kesehatan perusahaan secara keseluruhan. Standart audit diberlakukan memiliki tujuan yang cukup jelas bagi perusahaan. Tanpa adanya standart yang baku dan jelas maka kesalahan-kesalahan umum baik itu kesalahan kecil maupun kesalahan besar tidak akan mungkin bisa terdeteksi dengan baik. Apabila kesalahan baik itu kecil maupun kesalahan besar tidak dapat dideteksi dengan baik maka efisiensi kinerja perusahaan tidak dapat tercapai dengan baik. Proses pelaksanaan audit yang sesuai dengan standart yang berlaku membantu perusahaan bisa mengambil langkah strategis untuk kepentingan usahanya.

Table of Contents

Standart Audit Yang Baku

Penetapan kualitas Standart audit memiliki tujuan untuk membuat proses pelaksanaan audit menjadi lebih pasti dan terstruktur. Struktur pelaksanaan audit yang baku membuat proses pelaksanaan audit menjadi lebih tertata dengan rapi. Audit yang memiliki tujuan untuk melakukan pengawasan dan juga proses pengontrolan yang baku  terhadap proses produksi perusahaan tentu saja menghasilkan sebuah keputusan manajerial yang baku tentang standart operasional perusahaan. Penyusunan standart operasional perusahaan yang baku membuat proses produksi menjadi lebih sesuai dan juga lebih efisien. Terutama untuk pengelolaan sumber daya keuangan yang memang diperuntukkan untuk permodalan produksi. Tanpa adanya strukturisasi proses produksi yang baku akan sulit untuk menjaga bagaimana kualitas dari produksi dan juga kualitas produk yang baku.

Bagi seorang auditor pelaksanaan audit dan pelaporan hasil audit distandarisasi agar setiap titik permasalahan baik dari segi keuangan maupun dari segi proses produksi dapat terdeteksi dengan cukup baik. Itulah sebabnya pelaporan yang baik dan lengkap diperlukan oleh perusahaan untuk menyusun kebijakan. Adapun penyusunan pelaporan hasil audit terdiri dari temuan-temuan yang ada pada pelaporan keuangan serta bukti-bukti pendukung yang memperkuat hasil temuan audit yang dikerjakan oleh auditor. Tentunya dengan adanya temuan yang disertai dengan bukti autentik dari temuan-temuan menjadi bahan evaluasi perusahaan agar ke depan tidak terjadi kesalahan yang sama dari sistem pengelolaan keuangan yang berlaku pada perusahaan.

Seorang auditor yang melaksanaan kegiatan audit diharuskan memiliki keterampilan dan keahlian khusus untuk melakukan kegiatan pemeriksaan kegiatan keuangan yang lebih jeli. Kejelian seorang auditor menjadi salah satu keahlian yang harus dimiliki auditor untuk memastikan bahwa setiap detail pelaporan keuangan tidak luput dari proses pemeriksaan audit. Jika ada yang terlewat maka kredibilitas dari seorang auditor diragukan karena tidak dapat menangkap kesalahan proses pelaporan keuangan yang terjadi pada laporan keuangannya. Kesalahan sekecil apapun harus bisa diidentifikasi oleh seorang auditor yang baik serta profesional agar proses pelaksanaan audit membuahkan hasil yang maksimal.

Pelaporan Audit

Pelaksanaan Standart audit tidak hanya berlaku untuk penetapan seorang auditor yang dapat bekerja pada proses pemeriksaan laporan keuangan. Standarisasi audit juga berlaku untuk pelaporan hasil temuan audit yang ditemukan ketika proses audit dilaksanakan. Tujuannya adalah agar setelah penyusunan pelaporan hasil audit selesai dilakukan menjadi bahan evaluasi yang lebih spesifik agar perusahaan bisa menyusun kebijakan publik yang sesuai untuk kepentingan perusahaan dan juga sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Pelaporan audit menjadi salah satu acuan yang paling dasar untuk perusahaan agar bisa melakukan sejumlah perbaikan untuk kemajuan perusahaan. Tanpa standarisasi dokumen pelaporan hasil audit tidak bisa dimanfaatkan dengan baik.

Hasil pelaporan audit harus dikerjakan dengan sebaik mungkin agar menunjukkan kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya. Salah satu point penting dalam proses pelaporan pelaksanaan audit adalah menyatakan apakah untuk pelaporan keuangan perusahaan sudah sesuai dengan kaidah dasar akuntansi yang benar dan valid. Pernyataan ini penting agar perusahaan memberikan evaluasi akan kinerja keuangan perusahaan dan proses pelaporannya. Audit juga harus memiliki tingkat konsistensi yang tinggi. Apabila audit dilakukan tidak menerapkan prinsip dasar konsistensi yang baik tentunya akan sulit untuk menentukan apakah kondisi keuangan perusahaan dalam kondisi stabil atau tidak. Ketidak konsistenan dalam proses pelaporan hasil audit menunjukkan bahwa auditor tidak profesional dalam melaksanakan tugasnya.

Pemeriksaan sertifikat ISO 9001 wajib memiliki tingkat konsistensi yang tinggi. Apabila tidak memiliki konsistensi maka perusahaan tidak dapat memastikan bahwa untuk pelaksanaan standarisasi mutu yang berlaku pada perusahaan apakah sudah sesuai atau belum dengan yang dibutuhkan oleh perusahaan. Jika proses pelaksanaan standarisasi mutu tidak sesuai dengan yang seharusnya maka produk yang dilepas di pasaran tidak memiliki kualitas yang konsisten.  Konsistenti kualitas produk inilah yang diharapkan dimiliki oleh perusahaan agar tingkat kepercayaan konsumen pada produk tidak berubah. Inilah yang menjadi kunci utama dari keberhasilan dari usaha yang berlaku. Minimal dengan kualitas yang konsisten akan membuat konsumen lebih percaya akan produk yang dihasilkan.

Konsistensi kualitas produk serta konsistensi proses produksi yang terjaga dengan baik menjadikan perusahaan memiliki kepercayaan dari konsumen. Itulah sebabnya perusahaan yang profesional diharuskan untuk konsisten dalam menerapkan standarisasi mutu produk dan proses produksinya. Hal ini menjamin akan diterimanya produk dengan baik dan dapat bertahan lama di pasaran dan diterima oleh konsumen dalam jangka waktu panjang.

 

Scroll to top