Kehidupan Dan Klasifikasi Nama Ilmiah Capung

 

Capung termasuk salah satu jenis hewan yang kerap dan mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan di sekitar rumah atau tempat tinggal kita juga memungkinkan sebagai habitat capung. Khususnya kawasan rumah yang dengan pekarangan atau dekat dengan kebun yang banyak ditumbuhi beraneka macam tanaman dan pepohonan. Oleh sebab itu, di kawasan pedesaan akan jauh lebih mudah untuk menemukan capung dibandingkan wilayah perkotaan, sehingga banyak warga desa yang berburu dan menangkap capung ini untuk dijadikan santapan, umpan serta makanan hewan. Meski upaya penangkapannya cukup sulit, namun karena sudah terbiasa hal ini terasa mudah bagi mereka. Mayoritas masyarakat mengenal hewan ini dengan nama capung saja, tidak dengan beberapa nama dan klasifikasi ilmiahnya, maka di bawah ini terdapat beberapa klasifikasi mengenai penamaan ilmiah capung.

Capung merupakan hewan yang masuk dalam kingdom animalia linnaules. Adapun beberapa klasifikasi lainnya yakni termasuk phylum arthropoda latreille atau hewan berbuku-buku dan class insecta linnaeus yakni serangga yang memlunyai dua titik penghubung. Sedangkan subclassnya ialah pytergita lang atau kelompok serangga yang dulunya memiliki sayap atau keturunan serangga bersayap yang kini tidak lagi mempunyai sayap. Hal ini dapat diartikan bahwa capung merupakan keturunan dari nenek moyang berupa serangga bersayap. Adapun jenis nenek moyangnya diperkirakan ialah Neoptera atau Palaeoptera. Selanjutnya, capung juga termasuk dalam infraclass Palaeoptera sama seperti nenek moyangnya dikarenakan mereka tidak mampu untuk mengepakkan sayapnya melewati atau melebihi bagian perut.

Itulah sedikit ulasan mengenai klasifikasi capung yang notabene jarang diketahui masyarakat secara luas padahal persebaran hewan ini sangat luas. Sebagian orang mungkin telah mengetahui jenis dan klasifikasi nama ilmiah dari capung, terutama mereka yang ahli dalam biologi, ilmu pengetahuan alam dan sains. Nama ilmiah yang diambil biasanya berdasarkan siapa penemunya atau kategori dan klasifikasi fisiknya. Sehingga, terdapat beberapa nama yang bagian belakangnya menunjukkan nama penemunya serta sebagian menggambarkan mengenai kondisi fisiknya, seperti misalnya tiap-tiap jenis capung memiliki ciri fisik yang berbeda.

 

 

Scroll to top